KEPENDUDUKAN INDONESIA

BONUS DEMOGRAFI DAN KETENAGAKERJAAN

A. PENGERTIAN

   1.  Kependudukan atau demografi

Ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Demografi meliputi ukuran, struktur,
dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat
kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat
secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan,
kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.

    2.  Ketenagakerjaan

Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun
2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat.

B. MASALAH KEPENDUDUKAN, BONUS DEMOGRAFI DAN KETENAGAKERJAAN

1.Masalah Kependudukan


Masalah kependudukan adalah masalah yang umum dimiliki oleh negara-negara di dunia,
tak terkecuali Indonesia. Sedangkan di Indonesia ditambah dengan satu lagi yaitu persebaran
penduduk yang timpang. Ada 3 masalah kependudukan Indonesia :

1. Kuantitas, Indonesia adalah negara dengan populasi paling banyak nomor 4 di dunia yang
memiliki jumlah penduduk 237,6 juta jiwa (sensus 2010).

2. Kualitas, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia menempati urutan 108 dari 188
negara pada tahun 2009, yang berarti mutu sumber daya manusia (SDM) Indonesia relatif

3. Persebaran penduduk yang timpang, 58% penduduk Indonesia terkonsentrasi pada Pulau Jawa
yang memiliki luas hanya 7% dari total daratan Indonesia.


2. Masalah Demografi

Masalah yang ada pada bonus demografi adalah apabila pemerintah tidak meanfaatkan
bonus demografi dari awal maka bonus yang menguntungkan itu bisa terganggu oleh penduduk
usia tua, di atas 60-65 tahun. Apabila keadaan ekonomi penduduk usia tua tersebut rendah,
pendapatannya di masa usia kerja rendah, dan tidak mempunyai tabungan, penduduk tersebut
akan menimbulkan beban ketergantungan secara ekonomi yang berat. Keadaan ini akan
mempersempit keuntungan yang bisa diperoleh dari bonus, atau membengkaknya jumlah
penduduk yang makin dewasa pada usia kerja.    
     Perhitungan jumlah mutlak angka penduduk paling ideal, yaitu penduduk dengan usia
ketergantungan anak-anak dan penduduk dengan usia ketergantungan tua, menurut Adioetomo,
diperkirakan bakal terjadi pada tahun 2020-2030. Bonus demografis yang sesungguhnya mulai
nampak pada awal abad ke 21 ini adalah prakteknya belum memberi makna yang berarti. Bonus
demografi (the window of opportunity) hanya akan bermanfaat kalau mutu penduduk mendapat
pemberdayaan yang memadai dan penyediaan lapangan kerja yang mencukupi.
     Indonesia diprediksi akan mendapat bonus demografi di tahun 2020-2030, dimana penduduk
dengan umur produktif sangat besar sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum
banyak. Akan tetapi usia produktif ini apabila tidak berkualitas malah akan menjadi beban
negara, oleh karena itu Pemerintah harus meningkatkan wajib belajar 12 tahun, lakukan
pembinaan pola asuh & tumbuh kembang anak melalui posyandu dan PAUD, peningkatan usaha
ekonomi keluarga dan peningkatan segala bidang agar SDM kita mampu bersaing di dunia

3. Masalah Ketenagakerjaan


Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk ke empat terbesar didunia, setelah
Cina, India, dan Amerika Serikat. Sedangkan negara kelima yang memiliki penduduk terbesar
adalah Jepang. Indonesia dengan jumlah penduduk 237.641.326 jiwa berdasarkan sensus
penduduk tahun 2010 menurut data Badan Pusat Statistik Indonesia. Tentu saja hal ini
menyebabkan Indonesia memiliki sumber daya manusia atau tenaga kerjayang melimpah, yang
bisa disalurkan untuk mempercepat proses pembangunan Indonesia. Sumber daya manusia yang
melimpah dan didukung oleh sumber daya alam yang juga melimpah merupakan modal yang
sangat besar bagi bangsa Indonesia untuk mengejar ketertinggalannya dari negara lain yang lebih
maju dan makmur. Hal ini bisa terwujud kalau pengelolaan SDM dan SDA tadi terlaksana
dengan baik, terjadi perimbangan antara pendidikan/skill yang dimiliki oleh tenaga kerja dan
ketersediaan lapangan kerja.
Masalah akan timbul, apabila terdapat kesenjangan antara jumlah tenaga kerja yang besar dengan minimnya ketersedian lapangan kerja yang ada. Dengan kata lain lapangan kerja yang
ada tidak mampu menampung (mempekerjakan) tenaga kerja yang ada, lebih-lebih tenaga kerja
yang tidak terampil atau berpendidikan. Masalah ini akan menyebabkan semakin meningkatnya
tingkat pengangguran sehingga jumlah penduduk miskin juga semakin besar dan memiliki efek-
efek negatif yang lain pula. Semua yang kita paparkan di atas tadi merupakan cerminan dari sebagian permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia yang coba kita jelaskan dipostingan kali ini.

Berikut beberapa masalah ketenagakerjaan di Indonesia.

1. Jumlah Angkatan Kerja yang Besar
Besarnya angkatan kerja yang ada di Indonesia tidak mampu diserap semuanya oleh kesempatan
kerja yang ada, karena tidak berimbangnya jumlah angkatan kerja yang ada dengan ketersediaan
kesempatan kerja. Hal ini merupakan pokok yang menyebabkan terhambatnya penyelenggaraan
pembangunan ekonomi.

2. Kualitas tenaga Kerja Relatif Rendah
Kualitas tenaga kerja yang rendah ini disebabkan karena tingkat pendidikan penduduk yang
rendah pula atau belum memadai dengan jenis pekerjaan yang tersedia. Tidak saja disebabkan
banyaknya usia putus sekolah, namun juga disebabkan oleh rendahnya mutu pendidikan
sehingga tenaga kerja tidak mampu menyerap atau menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Rendahnya kualitas tenaga kerja akan berpengaruh pada tingkat prduktivitas yang ujung-
ujungnya menyebabkan proses produksi yang tidak efisien. Hal ini bisa kita lihat dari beberapa
produk Indonesia yang tidak mampu bersaing dengan produk luar terutama barang-barang yang
dihasilkan negara-negara maju. Bukan karena sedikitnya modal yang disediakan dalam proses
produksi, justeru sebaliknya biaya produksi tinggi tapi hasil produksi rendah.

3. Persebaran Tenaga Kerja Tidak Merata
Luasnya wilayah dan banyaknya kepulauan d Iindonesia serta terkonsentrasinya penduduk di
Pulau Jawa juga merupakan penyebab timbulnya permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia.
Kondisi geografis Indonesia ini mengakibatkan persebaran penduduk tidak merata. Daerah-
daerah luas di Indonesia kekurangan penduduk sementara di Pulau Jawa kelebihan penduduk
(padat). Banyaknya penduduk di Pulau Jawa ini dapat menigkatkan investasi di pulau tersebut.
Berbagai usaha didirikan namun tetap tidak mampu untuk menekan jumlah pengangguran, malah
sebaliknya semakin tinggi. Karena pulau jawa terutama kota-kota besar sudah menjadi daya tarik
bagi pencari kerja dari luar Pulau Jawa. Padahal daerah di luar Pulau Jawa memiliki potensi alam
yang melimpah dan belum diolah secara optimal.

4. Kesempatan Kerja Masih Terbatas
Berbagai sektor pekerjaan yang tersedia baik dibidang agraris, ekstraktif, industri, perdagangan
dan jasa tidak mampu menampung besarnya jumlah angkatan kerja yang ada. Ketersediaan
kesempatan kerja dibidang-bidang tersebut sangat terbatas bila dibandingkan dengan jumlah
angkatan kerja yang besar. Mereka sulit untuk mendapatkan pekerjaan sehingga tingkat
kesejahteraan hidup rendah, karena mereka tidak memperoleh penghasilan.


5. Meningkatnya Pengangguran
Muara dari permasalahan ketenagakerjaan ini adalah semakin tingginya tingkat pengangguran.
Apalagi tingginya tingkat pengangguran ini semakin diperparah dengan adanya PHK (pemutusan
hubungan kerja) besar-besaran. PHK besar-besaran biasanya dilakukan untuk efisiensi
perusahaan.Pengangguran ini akan berakibat luas dalam perspektif pembangunan ekonomi negara.
Banyaknya jumlah pengangguran merupakan faktor penghambat pembangunan ekonomi negara
dan pemicu terganggunya kestabilitasan sosial dan politik.

C. SOLUSI YANG DITAWARKAN TERHADAP MASALAH KEPENDUDUKAN,  BONUS
     DEMOGRAFI DAN KETENAGAKERJAAN 

1. Solusi untuk Masalah Kependudukan


A. Mengikuti Program keluarga Berencana


Pengoptimalan program KB dan memberikan kesadaran tentang kelangsungan hidup melalui sosialisasi aktif kepada masyarakat merupakan andalan dan solusi yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan kependudukan. Tindakan prefentif sangat diharapkan agar ledakan penduduk dapat diantisipasi dari awal.

B. Memperluas Kesempatan Kerja


Memperluas kesempatan Kerja dapat dilakukan oleh pemerintah dengan cara bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar maupun kecil untuk membuka lowongan pekerjaan bagi masyarakat, dan hal ini dapat mengurangi adanya tingkat pengangguran.

2. Solusi Untuk Masalah Demografi



A. Membentuk Generasi Emas Indonesia

Dengan memanfaatkan bonus demografi dimana anak-anak harus dibentuk kualitasnya sejak sekarang. Pada tahun 2025 nanti anak-anak sudah dewasa dan termasuk dalam usia produktif. Oleh karena itu, mulai saat ini generasi muda harus mempersiapkan diri agar mampu bersaing meraih kesempatan kerja dan bersaing dengan negara-negara lain di seluruh dunia. Artinya mulai sekarang, anak-anak harus meningkatkan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual secara optimal. Indonesia tengah mengalami bonus demografi yang ditandai dengan banyaknya penduduk usia muda dan produktif. Bonus demografi itu harus segera dioptimalkan dengan investasi lebih besar pada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh karena itu mulai tahun 2011, Pemerintah melalui BKKBN telah meluncurkan program Perilaku Hidup Berwawasan Kependudukan (PHBK) guna mengantisipasi periode bonus demografi itu. PHBK diharapkan mampu mempercepat terwujudnya kesejahteraan hidup masyarakat yang adil, makmur, merata dan berkualitas.

4 ciri PBHK :
1. Peduli terhadap manusia dan kebutuhan hidupnya

2. Peduli terhadap pertumbuhan penduduk dan kehidupan ekonomi

3. Peduli terhadap pertumbuhan penduduk dan kehidupan sosial, budaya dan agama

4. Peduli terhadap pertumbuhan penduduk dan lingkungan hidup.

Agar program PHBK mampu menjadi sebuah gerakan yang aktif dan efektif maka integrasi bersama program yang selama ini sudah dijalankan Bkkbn menjadi sangat penting. Terlebih lagi pada pemerintahan yang baru nanti akan dibentuk sebuah Kementerian Kependudukan yang harus selalu berkoordinasi dengan kementerian lainnya seperti kemenakertrans, kementerian agama, kementerian sosial, kemenko perekonomian, kementerian lingkungan dan kementerian pendidikan.


3. Solusi Untuk Masalah Ketenagakerjaan


1. Masalah Pertama: Jumlah Angkatan Kerja yang Besar

Pemecahan masalahnya:

 Jumlah angkatan kerja yang besar disebabkan karena tingginya tingkat kelahiran atau pertubuhan penduduk. Solusi yang harus dilakukan pemerintah dalam menekan atau mengurangi tingginya tingkat pertumbuhan penduduk yaitu dengan memaksimalkan pelaksanaan program keluarga berencana (KB). Hal tersebut dilakukan dengan cara sosialisasi dan penyuluhan KB secara intens kepada masyarakat, khususnya kepada pasangan yang baru menikah, sehingga semakin tumbuh kesadaran masyarakat akan pentingnya program keluarga berencana.Hal ini juga bisa dilakukan dengan membatasi usia nikah sehingga dapat menekan terjadi pernikahan dini. Apabila program KB berjalan baik, maka jumlah angka pertumbuhan atau kelahiran akan menurun. Yang mengakibatkan angkatan kerja semakin berkurang. Apabila penurunan jumlah angkatan kerja yang berkurang ini diikuti dengan peningkatan jumlah lapangan kerja, maka jumlah penggangguran juga berkurang.

2. Masalah Kedua: Kualitas Tenaga Kerja Relatif Rendah Penyebab rendahnya kualitas tenaga kerja di Indonesia diantaranya karena rendahnya pendidikan, kurikulum pendidikan yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang tersedia, kurangnya pelatihan dan pemagangan kerja.

Pemecahan masalahnya:

a. Melakukan pelatihan kerja. Pelatihan kerja ini merupakan kegiatan pengembangan keahlian dan     keterampilan yang berhubungan dengan pekerjaan dan persyaratan pekerjaan.

b. Pemagangan. Pemagangan ini sebenarnya merupakan bagian dari pelatihan kerja, namun pemagangan ini langsung dilakukan di tempat kerja. Tujuan pemagangan adalah untuk memantapkan profesionalitas tenaga kerja. Hal ini dapat diterapkan di sekolah-sekolah khususnya sekolah kejuruan (SMK) seperti yang dilakukan saat ini.

c. Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat melalui pendidikan formal maupun nonformal. Melalui pendidikan formal, ini dapat dilakukan melalui program wajib belajar 9 tahun seperti saat ini di lakukan, membenahi kurikulum pendidikan untuk mendapatkan sistem pendidikan yang sesuai dengan bursa tenaga kerja, seperti membuka sekolah menengah kejuruan (SMK) di seluruh daerah. Sedangkan melalui pendidikan norformal dapat dilakukan dengan memberikan kursus-kursus atau pelatihan-pelatihan kerja, pelatihan kewirausahaan untuk membuka lapangan kerja baru, dan lain sebagainya.

d. Membenahi upah dan gaji tenaga kerja. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para tenaga kerja sehingga memiliki efek yang positif pada peningkatan mutu dan produktivitas kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan cara diantaranya: meningkatkan upah minimum provinsi (UMP), mengikutkan pekerja dalam program asuransi jaminan sosial, meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja dalam perusahaan, dan perusahaan harus memenuhi hak-hak karyawan seperti hak cuti dan tunjangan hari raya.

e. Peningkatan Gizi dan Kesehatan. Kualitas atau mutu tenaga kerja dapat juga dilakukan dengan program peningkatan gizi dan kesehatan. Dengan gizi yang baik, maka kesehatan tenaga kerja juga akan baik sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.

4. Masalah Keempat: Kesempatan Kerja Masih Terbatas Kesempatan kerja masih terbatas disebabkan karena jumlah angkatan kerja masih lebih besar dari peluang kerja atau kesempatan kerja yang tersedia.

 Pemecahan Masalahnya:

Upaya mengatasi kesempatan atau peluang kerja ini dapat dilakukan dengan cara pengembangan industri padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan penanaman modal dalam negeri.

5. Masalah Kelima: Pengangguran

Pemecahan Masalahnya:

Masalah pengangguran ini disebabkan oleh keempat masalah yang disebutkan di atas, oleh karena itu
pengangguran dapat di tekan atau diperkecil bila keempat masalah tersebut sudah dapat diatasi. Pengangguran selain disebabkan oleh keempat masalah yang ada, bisa juga terjadi karena sering terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) dan ketergantungan angkatan kerja pada lowongan pekerjaan yang disediakan oleh pemerintah dan perusahaan.

Demikianlah penjelasan Bonus Demografi dan Ketenagakerjaan, semoga bermanfaat untuk teman-teman semua.....Terimakasih !

Sumber :

Id.wikipedia.org
www.rimaljaya.blogspot.com
rovicky.wordpress.com
www.kaskus.co.id
www.bimbingan.org
plus.google.com
jakarta.go.id
beritasatu.com
www.youtube.com
andriwijayanarko.wordpress.com

Comments