Tips Jitu Mengatasi Anak Susah Makan Tanpa Drama👶
Momen makan seharusnya menjadi saat yang menyenangkan, di mana kita bisa berbagi cerita dan tawa bersama keluarga. Namun, bagi banyak orang tua, waktu makan justru berubah menjadi arena pertarungan. Anak yang menutup mulut rapat-rapat, menolak makanan yang disodorkan, atau bahkan menangis bisa membuat frustrasi dan khawatir.
Jika Bunda dan Ayah sedang berjuang dengan anak yang susah makan, ingatlah satu hal: Anda tidak sendirian. Ini adalah fase yang sangat umum dalam tumbuh kembang anak. Daripada memaksakan diri dan berakhir dengan drama, mari kita coba pendekatan yang lebih kreatif dan damai.
Berikut adalah beberapa tips jitu yang bisa Bunda terapkan untuk mengatasi anak susah makan, lengkap dengan alasan ilmiah di baliknya.
1. Ubah Waktu Makan Menjadi Pengalaman Positif
Hindari paksaan, rayuan, atau ancaman.
Memaksa anak makan, merayu dengan iming-iming hadiah, atau mengancam jika ia tidak menghabiskan makanannya hanya akan menciptakan asosiasi negatif. Anak akan melihat waktu makan sebagai hukuman, bukan kenikmatan. Faktanya, sebuah studi dari American Academy of Pediatrics menunjukkan bahwa memaksa anak makan bisa mengurangi nafsu makan alami mereka dalam jangka panjang dan meningkatkan risiko obesitas [1].
Ciptakan suasana ceria.
Ajak anak berpartisipasi dalam proses makan, misalnya dengan membiarkannya memilih piring atau sendoknya sendiri. Matikan televisi dan jauhkan gadget. Jadikan waktu makan sebagai momen untuk berinteraksi, bukan hanya untuk mengisi perut.
2. Berikan Kontrol dan Otonomi (Pilihannya Terbatas)
Terapkan aturan "Pemberi Makanan vs. Pemakan".
Tugas Anda sebagai orang tua adalah menyediakan makanan yang sehat dan bergizi pada waktu yang teratur. Tugas anak adalah memutuskan seberapa banyak ia ingin makan, atau apakah ia ingin makan sama sekali. Ini dikenal sebagai teori "division of responsibility in feeding" yang dipelopori oleh ahli gizi Ellyn Satter [2].
Berikan pilihan terbatas.
Alih-alih menyuruh anak "makan sayuran", berikan pilihan, "Kamu mau brokoli atau wortel?". Ini memberikan ilusi kontrol pada anak, sehingga ia merasa memiliki pilihan dan tidak merasa dipaksa.
3. Libatkan Anak dalam Proses Memasak
Ketika anak terlibat, mereka merasa memiliki andil dan lebih mungkin untuk mencoba makanan yang telah mereka bantu siapkan. Ajak mereka mencuci buah, mengaduk adonan kue, atau menata sayuran di piring. Sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal of Nutrition Education and Behavior menemukan bahwa anak-anak yang membantu menyiapkan makanan cenderung makan lebih banyak buah dan sayuran [3].
Tips praktis:
Ajak anak memilih bahan makanan di supermarket.
Gunakan cetakan kue lucu untuk memotong buah atau sayuran menjadi bentuk-bentuk yang menarik.
Biarkan mereka "menghias" piring mereka sendiri.
4. Jadilah Contoh yang Baik
Anak-anak adalah peniru ulung. Mereka akan mencontoh apa yang mereka lihat. Jika Anda sendiri sering makan makanan cepat saji dan tidak menyentuh sayuran, anak Anda akan melakukan hal yang sama. Modelkan perilaku makan yang sehat. Tunjukkan bahwa Anda juga menikmati makanan sehat. Ajak seluruh keluarga makan bersama di meja makan, tunjukkan antusiasme, dan nikmati makanan yang ada.
5. Sabar dan Fleksibel
Ingatlah bahwa selera makan anak bisa berubah dari hari ke hari, bahkan dari jam ke jam. Ada hari di mana mereka akan makan dengan lahap, dan ada hari di mana mereka hanya ingin makan sedikit. Ini adalah hal yang normal. Jangan langsung khawatir jika anak tidak makan banyak dalam satu kali waktu makan. Perhatikan asupan mereka dalam satu minggu penuh.
Jika anak menolak makanan, jangan langsung menggantinya dengan camilan tidak sehat. Biarkan ia tahu bahwa tidak ada "menu alternatif" yang instan. Tawarkan kembali makanan sehat pada waktu makan berikutnya. Kesabaran dan konsistensi adalah kunci.
Jadikan Momen Makan Momen Penuh Cinta
Mengatasi anak susah makan memang butuh kreativitas dan kesabaran. Daripada menjadikan waktu makan sebagai medan pertempuran, ubahlah menjadi ruang untuk belajar, bereksperimen, dan terhubung. Ingatlah, tujuan utama bukan hanya agar anak makan, tetapi agar mereka memiliki hubungan yang sehat dan positif dengan makanan seumur hidup.
Semoga tips ini membantu Bunda dan Ayah dalam perjalanan ini. Selamat mencoba dan terus semangat!
Sumber:
[1] American Academy of Pediatrics. (2020). Feeding & Nutrition. Diakses dari https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/feeding-nutrition/Pages/default.aspx
[2] Satter, E. (1987). How to get your kid to eat… but not too much. Bull Publishing.
[3] Van der Horst, K., Ferraris, S. A., & L. A. Reiner. (2014). Involving children in food preparation: A systematic review of the relationship with children’s eating behavior and preferences. Journal of Nutrition Education and Behavior, 46(1), 16–22.

Komentar
Posting Komentar